Saturday, February 20, 2016

Azab bagi LGBT di Masa Nabi Luth

Arti dari LGBT

 LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender .merupakan penyimpangan orientasi seksual yang bertentangan dengan fitrah manusia, agama dan adat masyarakat Indonesia.
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang homoseksual atau sifat-sifat homoseksual.
Sedikit berbeda dengan bisexual, biseksual (bisexual) adalah individu yang dapat menikmati hubungan emosional dan seksual dengan orang dari kedua jenis kelamin baik pria ataupun wanita (kamuskesehatan.com). Lalu bagaimana dengan Transgender? Masih menurut wikipedia, Transgender merupakan ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap jenis kelamin yang ditunjuk kepada dirinya. Seseorang yang transgender dapat mengidentifikasi dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, biseksual maupun aseksual. Dari semua definisi diatas walaupun berbeda dari sisi pemenuhan seksualnya, akan tetapi kesamaanya adalah mereka memiliki kesenangan baik secara psikis ataupun biologis dan orientasi seksual bukan saja dengan lawan jenis akan tetapi bisa juga dengan sesama jenis.
Walaupun kelompok LGBT mengklaim keberadaannya karena faktor genetis dengan teori “Gay Gene” yang diusung oleh Dean Hamer pada tahun 1993. Akan tetapi, Dean sebagai seorang gay kemudian meruntuhkan sendiri hasil risetnya. Dean mengakui risetnya itu tak mendukung bahwa gen adalah faktor utama/yang menentukan yang melahirkan homoseksualitas. Perbuatan LGBT sendiri ditolak oleh semua agama bahkan dianggap sebagai perbuatan yang menjijikan, tindakan bejat, dan keji (republika.co.id, 26/01/2016).


Kali ini kita melihat kisah yang pertama dari surat Huud. Ada salah satu kisah dalam surat tersebut yang membicarakan tentang diutusnya malaikat untuk menyiksa Kaum Luth. Moga jadi pelajaran bagi para pendukung LGBT.
Kisah ini dimulai dari kedatangan malaikat menemui Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Ternyata Nabi Luth ‘alaihis salam belajar pada Nabi Ibrahim. Jadi wajar, jika malaikat mendatangi Nabi Ibrahim terlebih dahulu sebelum mendatangi muridnya. Mereka ingin mengabarkan pada Ibrahim yang akan memiliki anak Ishaq. Ibrahim dan istrinya (Sarah) begitu kaget karena sebenarnya mereka berdua sudah sepuh dan istrinya pun menilai dirinya sudah mandul. Itulah yang membuat mereka berdua heran. Lantas Ibrahim ingin tahu, apa maksud malaikat tadi diutus pada Kaum Luth.
Dimulai kisah ini dari ayat yaitu saat para tamu malaikat tadi didekatkan makanan, mereka ketika itu ,

فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ
Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamah (makanan yang telah didekatkan, pen.), Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.” (QS. Huud: 70)
Ketika berita gembira telah disampaikan pada Nabi Ibrahim,

فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ
Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth.” (QS. Huud: 74)

Kemudian disebutkan,

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ
Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (QS. Huud: 75)

يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آَتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ
Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.” (QS. Huud: 76)
Ketika utusan malaikat tersebut mendatangi Nabi Luth ‘alaihis salam dan saat itu ia berada di rumahnya,

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit.” (QS. Huud: 77)
Luth takut karena ia takut keadaan kaumnya yang masih hobi melakukan hubungan dengan sesama jenis.

وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَا قَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” (QS. Huud: 78)
Lihatlah kesukaan kaum Sodom masih pada sesama jenis, ditawari perempuan, mereka enggan.

Bagaimanakah kelakukan Nabi Luth? Mereka ingin melakukan tindakan homoseksual walaupun terhadap tamu yang mulia dari Nabi Luth yang sebenarnya adalah para malaikat yang berwujud laki-laki tampan.
Lihat kisahnya berikut.

Malaikat pun berkata pada Ibrahim ketika Ibrahim berdialog dengan mereka,

يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آَتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ
Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Tuhanmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak.” (QS. Huud: 76).
Maksudnya, walau Nabi Ibrahim berdo’a dan berjidal (berdebat) tetap saja azab akan turun menimpa kaum Luth. (Al-Muktashar fii At-Tafsir, hlm. 230)

Pelajaran:
Kalau azab Allah sudah ditetapkan turun karena kekufuran atau kemaksiatan, sulit ada yang bisa mencegahnya.

Ketika utusan malaikat tersebut mendatangi Nabi Luth ‘alaihis salam dan saat itu ia berada di rumahnya,

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ
Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit.” (QS. Huud: 77).
Malaikat mendatangi Nabi Luth dalam bentuk laki-laki. Luth merasa susah dan sempit hatinya karena kedatangan para malaikat. Karena ia khawatir dengan keadaan kaumnya yang masih punya perilaku suka sesame jenis, dan laki-laki tidak menyukai wanita. Luth pun menyatakan bahwa hari tersebut adalah hari yang amat sulit di mana ia khawatir kaumnya malah akan bercinta dengan tamunya tersebut (suka dengan tamu yang sesama jenis). (Al-Muktashar fii At-Tafsir, hlm. 230)
Dijelaskan dalam kitab tafsir bahwa malaikat tersebut datang dalam bentuk seorang pemuda yang sangat tampan dan sempurna. Itulah yang membuat Luth khawatir pada kaumnya. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 403)
Luth takut karena ia tahu keadaan kaumnya yang masih hobi melakukan hubungan dengan sesama jenis.

وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَا قَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: “Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?” (QS. Huud: 78)
Kaum Luth ternyata tetap datang menghampiri tamu Nabi Luth dengan tergesa-gesa. Karena memang mereka punya kesukaan yang jelek sejak dahulu, yaitu sama sekali tak suka dengan perempuan. Luth lantas mencegah kaumnya dengan mengatakan bahwa ini wanita dari kaum Luth, nikahilah mereka. Wanita-wanita itu lebih baik (lebih suci) daripada melakukan tindakan fahisyah (homoseksual). Mereka pun takut dari siksa Allah. (Al-Muktashar fii At-Tafsir, hlm. 230)

Pelajaran:
Dalam ayat disebutkan bahwa Luth menawarkan puteri-puterinya. Yang dimaksudkan adalah kaumnya yang wanita, bukan maksudnya puteri kandungnya. Karena seorang nabi dapat dianggap sebagai orang tua bagi kaumnya.
Mujahid berkata, “Yang dikatakan Nabi Luth bukanlah puteri-puterinya, namun yang dimaksud adalah para wanita dari kaumnya. Karena setiap Nabi adalah bapak dari umatnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 462). Karena Allah menyatakan pula dalam ayat lainnya,

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS. Al-Ahzab: 6). Berarti seorang nabi adalah bapak bagi dari kaumnya berdasarkan ayat ini.

Pelajaran:
Adapun Luth menunjukkan wanita dan menilainya lebih baik atau lebih suci, maksudnya wanita-wanita tersebut lebih manfaat di dunia dan akhirat. Sebagaimana Allah nyatakan pada ayat yang lain,

أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ ، وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Asy-Syu’ara’: 165-166) (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 461)

Pelajaran:
Rojulun rosyid yang dimaksud dalam ayat adalah orang yang bisa mendakwahi dengan mengajak pada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. (Tafsir Al-Jalalain, hlm. 239)
Berarti penyimpangan seksual (lewat praktik homo) perlu diingatkan, bukan dibiarkan dan dibela seperti yang dilakukan oleh kaum Liberal saat ini.

Luth pun menyatakan, jangan buat ia malu karena tindakan kaumnya pada tamunya. Beliau katakan bahwa bukankah di tengah-tengah kaumnya masih mungkin ada orang yang lurus yang melarang dari tindakan keji (homoseksual). (Al-Muktashar fii At-Tafsir, hlm. 230)
Ternyata jawaban kaumnya,

قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ
Mereka menjawab: “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki.” (QS. Huud: 79). Artinya, kaumnya tidak punya rasa (syahwat) sama sekali dengan wanita, yang mereka inginkan adalah sesama jenis yaitu sesama laki-laki.
Nabi Luth berkata,

قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آَوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ
Luth berkata: “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolak kalian) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga (qabilah) yang kuat (tentu aku lakukan).” (QS. Huud: 80). Maksudnya, Nabi Luth berangan-angan andai saja ia punya kekuatan untuk menghalangi kaumnya atau memiliki keluarga (qabilah) untuk menghalangi kaumnya agar tidak mengganggu tamunya dengan tindakan fahisyah (homo). (Al-Muktashar fii At-Tafsir, hlm. 230)

Pelajaran:
Untuk menghalangi kaumnya tersebut, Luth menyebutkan sebab manusiawi. Namun, Nabi Luth tetap bersandar pada sebab terbesar yaitu Allah Ta’ala. Karena tidak ada yang dapat menghalangi kekuatan dari Allah. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 404)
Ini menunjukkan pentingnya bersandar pada Allah ketika menghadapi kesulitan, termasuk juga kesulitan dalam dakwah.

Bagaimanakah bentuk azab yang menimba kaum Luth?

Tentang azab bagi kaum Luth disebutkan dalam ayat berikut ini,

قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ ، فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ ، مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ
Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”
Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,
Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 81-83)

Para malaikat berkata pada Luth, tak perlu khawatir dengan gangguan kaummu. Lantas malaikat memerintahkan Luth untuk keluar dari negerinya bersama kaumnya pada malam hari yang gelap. Jangan pula sampai menoleh ke belakang. Kecuali istri Luth, ia ditinggal dan nanti akan mendapatkan siksa. Istri Luth akan mendapatkan siksa yang sama seperti kaumnya. Waktu yang dijanjikan akan turunnya azab adalah pada waktu Shubuh. Ternyata waktu shubuh sudah dekat.
Ketika datang waktu akan hancurnya kaum Luth, negeri kaum Luth dibalikkan, yang atas dijadikan ke bawah. Lantas kaumnya tersebut dihujani batu dari tanah yang panas dan dijatuhkan bertubi-tubi.
Batu yang dijatuhkan tersebut adalah dari sisi Allah sebagai tanda khusus. Dan siksa semacam itu pula dapat dijatuhkan pada kaum Quraisy (di masa Nabi kalau berbuat kezaliman yang sama, pen.). Dan itu tidaklah jauh dijatuhkan pada orang-orang yang berbuat zalim. (Al-Muktashar fii At-Tafsir, hlm. 230-231)

As- Sudi berkata, ketika kaum Luth mendapati waktu Shubuh, turunlah Jibril, lalu dicabutlah bumi yang tujuh lapis lantas dibawa hingga ke langit. Kemudian penduduk langit dunia mendengar gonggongan anjing dan suara ayam berkokok mereka. Kemudian bumi dibalikkan, sehingga disebutkan dalam ayat,

وَالْمُؤْتَفِكَةَ أَهْوَى
“dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah” (QS. An-Najm: 53)
Yang belum mati ketika dijatuhkan kembali ke muka bumi, dihujani batu oleh Allah dan mereka ketika itu berada di bagian bawah bumi. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 465)

Hukuman yang menimpa kaum Luth dapat saja dikenakan pada orang-orang yang menyerupai mereka. Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ
Siapa di antara kalian yang mendapati kelakuan yang dilakukan seperti kaumnya Luth, maka bunuhlah fa’il dan maf’ul bih (kedua pelakunya).”   (HR. Abu Daud, no. 6642; Tirmidzi, no. 1456; Ibnu Majah, no. 2561. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Bentuk Siksa di Dunia bagi Pelaku Homoseksual
Imam Syafi’i dan sekelompok ulama berpendapat bahwa pelaku homoseksual dibutuh, baik ia sudah menikah ataukah belum. Pendapat ini berdasarkan hadits yang dikemukakan di atas.
Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa ia dijatuhkan dari tempat yang tinggi, lantas diikuti dengan dilempar dengan batu sebagaimana siksa yang Allah lakukan pada kaum Luth. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 4: 466)
Semoga jadi renungan.


Referensi:
Al-Mukhtashar fii At-Tafsir. Penerbit Markaz At-Tafsir li Ad-Dirasat Al-Qur’an.
Tafsir Al-Jalalain. Cetakan kedua, tahun 1422 H. Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi. Penerbit Darus Salam.
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.


Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber :
https://rumaysho.com

0 comments:

Post a Comment

kritik dan saran dari anda selalu kami nantikan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design Downloaded from Free Blogger Templates | free website templates | Free Vector Graphics | Web Design Resources.